KERUKUNAN
UMAT BERAGAM
Persamaan Membangun Kerukunan Antar Umat
Beragama. Tidak tidak bisa dibantah bahwa, pada akhir-akhir ini,
ketidakerukunan antar dan antara umat beragama [yang terpicu karena bangkitnya
fanatisme keagamaan] menghasilkan berbagai ketidakharmonisan di tengah-tengah
hidup dan kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Oleh sebab itu,
perlu orang-orang yang menunjukkan diri sebagai manusia beriman [dan beragama]
dengan taat, namun berwawasan terbuka, toleran, rukun dengan mereka yang
berbeda agama. Disinilah letak salah satu peran umat beragama dalam rangka
hubungan antar umat beragama, yaitu mampu beriman dengan setia dan
sungguh-sungguh, sekaligus tidak menunjukkan fanatik agama dan fanatisme
keagamaan. Di balik aspek perkembangan agama-agama, ada hal yang penting pada
agama yang tak berubah, yaitu credo atau pengakuan iman.Credo merupakan
sesuatu khas, dan mungkin tidak bisa dijelaskan secara logika, karena
menyangkut iman atau percaya kepada sesuatu di luar jangkauan kemampuan nalar
manusia. Dan seringkali credo tersebut menjadikan umat
agama-agama melakukan pembedaan satu sama lain. Dari pembedaan, karena berbagai
sebab, bisa berkembang menjadi pemisahan, salah pengertian, beda persepsi, dan
lain sebagainya, kemudian berujung pada konflik.
Di samping itu, hal-hal lain seperti pembangunan tempat ibadah,
ikon-ikon atau lambang keagamaan, cara dan suasana penyembahan atau ibadah,
termasuk di dalamnya perayaan keagamaan, seringkali menjadi faktor
ketidaknyamanan pada hubungan antar umat beragama. Jika semua bentuk pembedaan
serta ketidaknyamanan itu dipelihara dan dibiarkan oleh masing-masing tokoh dan
umat beragama, maka akan merusak hubungan antar manusia, kemudian merasuk ke
berbagai aspek hidup dan kehidupan. Misalnya, masyarakat mudah terjerumus ke
dalam pertikaian berdasarkan agama [di samping perbedaan suku, ras dan
golongan]. Untuk mencegah semuanya itu, salah satu langkah yang penting dan
harus terjadi adalahkerukunan umat beragama. Suatu bentuk kegiatan yang
harus dilakukan oleh semua pemimpin dan umat beragama.
Kerukunan [dari ruku, bahasa Arab, artinya tiang atau
tiang-tiang yang menopang rumah; penopang yang memberi kedamain dan
kesejahteraan kepada penghuninya] secara luas bermakna adanya suasana
persaudaraan dan kebersamaan antar semua orang walaupun mereka berbeda secara
suku, agama, ras, dan golongan. Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk
menjadi rukun karena sebelumnya ada ketidakrukunan; serta kemampuan dan kemauan
untuk hidup berdampingan dan bersama dengan damai serta tenteram.
Langkah-langkah untuk mencapai kerukunan seperti itu, memerlukan proses waktu
serta dialog, saling terbuka, menerima dan menghargai sesama, serta
cinta-kasih.
Di samping itu, harus terjadi kerukunan intern umat
beragama. Hubungan tak harmonis intern umat beragama pun bisa
merusak atau berdampak masyarakat luas yang berbeda agama. Biasanya perbedaan
tafsiran terhadap teks kitab suci dan pemahaman teologis dalam agama-agama
memunculkan konflik serta perpecahan pada umat seagama. Konflik dan perpecahan
yang melebar, bisa mengakibatkan rusaknya tatanan hubungan baik antar manusia,
bahkan mengganggu hidup dan kehidupan masyarakat luas. Kerukunan dapat
dilakukan dengan cara tidak mengganggu ketertiban umum; tidak memaksa seseorang
pindah agama; tidak menyinggung perasaan keagamaan atau ajaran agama dan iman
orang yang berbeda agama; dan lain-lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar